Rabu, 09 Oktober 2013

Makalah Pengembangan Organisasi



Tugas Mata Kuliah Keorganisasian
Pengembangan Organisasi
Tugas ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Keorganisasian
osen pengampu : Raras Gestika Rosadi, M.Pd.


 
Disusun oleh:
Denny Prastyo                        12416241036
Eviana Sidabalok                    12416241038
Nisa Rahma Prihandani          12416241040
Anggita Nilam Sari                  12416241049
Raden Hernawan                     12416241059

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Yogyakarta
2013

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Organisasi sebagai suatu wadah yang menampung individu-individu untuk mewujudkan satu visi dan misi yang disepakati bersama. Organisasi senatiasa berjalan dengan tiga opsi, yaitu opsi maju, mundur, dan stagnan. Ketiga opsi tersebut secara teoritis tidak terlalu jelimet. Namun, praktiknya yang kerapkali menimbulkan sebuah usaha decode prediction di luar perkiraan.
Secara kosmologis, seluruh komponen kehidupan senantiasa meyakini perubahan. Termasuk pada usaha, bisnis atau sebuah organisasi.Para pemimpin harus menciptakan suatu atmosfir yang memungkinkan anak buahnya memahami bahwa peru bahan merupakan proses yang berkelanjutan.Secara teori, memang setiap perubahan selalu mengarah pada dua kemingkinan utama, yaitu berubah semakin baik dan berubah menjadi jelek. Kalau dipandang dari sudut pandang filosofi organisasi, perubahan tidak bisa dihidari, walaupun stigma gagal atau sukses selalalu dianggap sebagai kemestian yang akan datang. Dalam berorganisasi, eksisitensi seperti roda yang kadang ada dibawah, dan kadang ada diatas. Otomatis, semakin besar suatu organisasi, semakin kompleks pula struktur dan sistem kerjanya dan semakin berpeluang menghasilkan produktifitas melalui prigresifitas yang mampuni. Namun, keberadaan sesuatu yang kompleks membutuhkan kinerja dan loyalitas yang tinggi pula. Mengutip pepatah perancis yang berbunyi “corruptio optimi de pessima” yaitu kesalahan dari sesuatu yang terbaik adalah bencana.  Apalagi jika suatu organisasi itu sedang mengalami suatu proses pengembangan.
Pengembangan organisasi sendiri merupakan proses terencana untuk mengembangkan kemampuan organisasi dalam kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berubah, sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal yang dilaksanakan oleh seluruh anggota organisasi. Pengembangan Organisasi merupakan program yang berusaha meningkatkan efektivitas keorganisasian dengan mengintegrasikan keinginan individu akan pertumbuhan dan perkembangan dengan tujuan keorganisasian.(Edi Wibowo, 2010). Fokus kajian pengembangan organisasi pun terletak pada peningkatan kemampuan organisasi untuk dapat mengetahui dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi organisasi itu sendiri.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apakah definisi pengembangan organisasi?
2.      Apa saja ciri-ciri umum pengembangan organisasi?
3.      Apakah tujuan pengembangan organisasi?
4.      Bagaimana teknik – teknik pengembangan organisasi?
5.      Apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong perkembangan organisasi?

C.     Tujuan Masalah
Berdasarkan rumuasan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1.      Menjelaskan definisi pengembangan organisasi.
2.      Menjelaskan cirri-ciri umum pengembangan organisasi.
3.      Menjelaskan tujuan pengembangan organisasi.
4.      Menjelaskan teknik-teknik pengembangan organisasi.
5.      Menjelaskan faktor-faktor penghambat dan pendorong dalam perkembangan organisasi.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Pengembangan Organisasi
Pengembangan Organisasi (PO) merupakan cara pendekatan terhadap perubahan yang berjangka panjang dan lebih luas ruang lingkupnya dengan tujuan untuk menggerakkan seluruh organisasi ke arah tingkat fungsional yang lebih tinggi. (Indrawijaya, 1989:203)
Makna pengembangan oraganisasi menurut beberapa ahli :
1.      Dale S. Beach dalam bukunya, Personnel: The Management of People at Work
Pengembangan organisasi adalah suatu strategi pendidikan yang kompleks yang direncanakan oleh seorang konsultan dengan menggunakan teori dan teknik-teknik ilmu perilaku terapan.
2.      Herbert J. Churden dan Arthur W. Sherman, Jr. dalam buku mereka Personnel Management:
Pengembangan organisasi berarti hal-hal yang berlainan bagi berbagai ahli dalam bidang ini, akan tetapi pada dasarnya pengembangan oganisasi merupakan suatu metode untuk memudahkan perubahan dan pengembangan dalam orang-orang (misalnya dalam gaya, nilai, keterampilan), dalam teknologi (misalnya dalam kesederhanaan yang lebih besar, dalam kompleksitas), dan dalam proses dan struktur organisasi (misalnya dalam hubungan, peranan)
3.      Edwin B. Flippo dalam bukunya, Personel Management:
Bennis mendefinisikan pengembangan organisasi sebagai ”suatu strategi pendidikan yang kompleks  yang dimaksudkan untuk mengubah
kepercayaan, sikap, nilai, dan struktur organisasi supaya semuanya itu dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan kecepatan luar biasa dari perubahan itu sendiri.”
4.      Burt Scanlan dan J. Bernard Keys dalam buku mereka, Management and Organizational Behavior:
Pengembangan organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu usaha yang dibantu oleh managemen puncak, untuk meningkatkan keefektifan sistem total (organisasi) melalui serangkaian campur tangan yang merencanakan.
5.      John R. Schermerhorn, Jr., James G Hunt, dan Richard N. Osborn dalam buku mereka, Managing Organization Behavior.
Pengembangan organisasi adalah penerapan pengetahuan ilmu perilaku dalam usaha jangka panjang untuk meningkatkan kemampuan organisasi mengatasi perubahan dalam lingkungan eksternnya dan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah interennya.
6.      Harold Koontz, Cyril O’Donnell, dan Heinz Weihrich dalam bukunya, Management:
Pengembangan organisasi adalah suatu rancangan atau pendekatan sistematis, tersatupadukan, dan terencana untuk meningkatkan keefektifan perusahaan.
7.      George R. Terry, Ph. D. dalam bukunya, Principles of Management:
menurut definisi formal, pengembangan organisasi mencakup usaha-usaha untuk meningkatkan hasil dengan memperoleh yang paling baik dari para pegawai, baik secara individual meupun sebagai anggota kelompok kerja.
8.      Felix A. Nigro dan Lioyd G. Nigro dalam buku mereka, Modern Public Administration:
Pengembangan organisasi adalah suatu pendekatan yang didasarkan atas ilmu sosial terhadap analisis masalah-masalah organisasi dan pengefektiftas perubahan yang diarahkan dengan menggunakan konsultan0konsultan yang terlatih atau ahli-ahli dalam perusahaan.
9.      Prof. Dr. Sondang P. Siagian, M.P.A dalam bukunya Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi:
pengembangan organisasi, sebagai teori managemen, berarti serangkaian konsep, alat dan teknik untuk melakukan perencanaan jangka panjang dengan sorotan pada hubungan antara kelompok kerja dan individu dikaitkan dengan perubahan-perubahan yang bersifat structural.
10.  Panitia Istilah Manajemen Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen dalam Kamus Istilah Manejemen pengembangan organisasi adalah peningkatan kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya dengan memanfaatkan potensi manusia secara lebih efektif dan mengevaluasi setiap perubahan dan mengarahkannya secara konstruktif.
Setelah memperhatikan definisi-definisi pengembangan organisasi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan organisasi itu berhubungan dengan hal penganalisisan masalah-masalah organisasi untuk meningkatkan hasil melalui orang-orang yang berada di dalamnya.
B.     Ciri-ciri umum pengembangan organisasi
Ciri ciri umum pengembangan organisasi menurut Gary Dessler, yaitu :
1.      Pengembangan organisasi adalah suatu strategi pendidikan yang dimaksudkan untuk menimbulkan perubahan organisasi yang telah direncanakan.
2.      Perubahan-perubahan organisasi yang dituntut biasanya merupakan hasil dari suatu keadaan darurat atau masalah luar. Sering hal ini mengakibatkan pertetangan antar kelompok atau masalah-masalah identitas organisasi.
3.      Pengembangan organisasi hampir selalu bertumpu pada suatu teknik yang mengandung pengalaman yang sebenarnya.
4.      Program-program pengembangan organisasi menggunakan perantara-perantara perubahan yang hampir selalu merupakan konsultan-konsultan dari luar.
5.      Seorang perantara perubahan biasanya mempunyai suatu filsafat sosial atau sekumpulan  nilai mengenai orang-orang dalam organisasi yang sama dengan nilai-nilai teori Y McGregor.
6.      Tujuan-tujuan yang dicari oleh perantara perubahan untuk mencapainya melalui pengembangan organisasi cenderung mencerminkan orientasi teoti y ini. Misalnya ia menghendaki pemecahan pertentangan yang lebih baik, pengertian yang lebih mendalam, dan kepemimpinan yang lebih peka.
C.    Tujuan pengembangan organisasi
Beberapa tujuan dari penembangan organisasi diantaranya:

a.       Pengembangan organisasi itu tidak hanya berhubungan dengan organisasi, akan tetapi juga berhubungan dnegan manusia atau pegawai.
b.      Dalam pengembangan organisasi terjadi perubahan organisasi.
c.       Perubahan organisasi dilaksanakan oleh orang atau pegawai.
d.      Organisasi dapat berkembang apabila ada orang-orang atau pegawai-pegawai yang yang mengembangkannya.
e.       Tujuan pengembangan organisasi adalah mengusahakan agar organisasi, melalui orang-orang atau pegawai-pegawainya, dapat memecahkan masalah-masalah yang timbul di dalamnya.
D.    Teknik-Teknik Pengembangan Organisasi
Teknik dalam pengembangan organisasi dapat dikategorikan dalam berbagai macam antara lain:
1.      Latihan Kepekaan
Latihan kpekaan merupakan salah satu teknik latihan dengan maksud untuk mempertajam kepekaan perasaan, kepekaan, respon dalam menghadapi berbagai macam masalah. Kelompok kepekaan sendiri masih dibagi menjadi tiga yaitu: kelompok tak kenal, kelompok semi kenal, dan kelompok kenal. Dalam kelompok tak kenal para peserta latihan berasal dari bermacam-macam organisasi dan tidak saling mengenal. Dalam kelompok semi tak kenal peserta latihan berasal dari organisasi yang sama, akan tetapi diantara mereka ada yang saling mengenal dan ada yang tidalk Sedangkan dalam kelompok kenal peserta latihan berasal dari satuan yang sama dan mereka sudah saling mengenal. Latihan ini bertujuan untuk membuat para peserta lebih sadar, mengembangkan konsep-konsep, pencapaian kefektifan perilaku, sehingga dalam bertindak di lingkungan nyata telah siap menyikapi dengan bijak dan sesuai nilai-nilai dan tujuan-tujuan yang berlaku.


2.      Latihan Grid
Latihan ini mempunyai tujuan sebagai pendekatan instrumen terhadap latihan di dalam laboratorium. Latihan Grid mempunyai enam tahapan diantaranya Latihan seminar di laboratorium, Pengembangan tim, Pengembangan antarkelompok, Penentuan tujuan organisasi, pencapaian tujuan, dan stabilisasi. Teknik ini menjadi cara yang paling diandalkan sebagai teknik pengembangan organisasi di Amerika karena teknik ini dianggap paling membawa pengaruh positif dibandingakan dengan teknik-teknik pengembangan organisasi lainnya.
3.      Grid Manajerial
Teknik pengembangan organisasi ini dibagi menjadi enam tahap yaitu:
Tahap satu, para manajer mengikuti seminar selama 5 hari.
Tahap kedua, Pengetahuan yang diperoleh melalui tahap 1 diterapkan di lingkungan pekerjaan.
Tahap ketiga, melakukan perbaikan hubungan antarkelompok melalui pemecahan bersama pertentanngan, masalah, dan perselisihan.
Tahap keempat, Diciptakan suatu model organisasi yang ideal sesuai yang telah disepakati
Tahap kelima, Model yang telah ditetapkan kemudian diterapkan.
Tahap keenam, penilaian terhadap keseluruhan program misalnya dengan memperbaiki kelemahan ataupun kekurngan yang terjadi dalam lingkungan organisasi tersebut.
4.      Umpan Balik Survei
Teknik ini mempunyai tujuan untuk menyelidiki unit analisis seperti depatermen, kelompok kerja, ataupun organisasi secara keseluruhan dengan cara menggunakan daftar pertanyaan dan mengumpanbalikkan data kepada mereka yang menghasilkan. Data yang diperoleh akan dipergunakan untuk menganalisia masalah-masakah dan mengembangkan rencana-rencana tindakan khusus untuk memecahkan masalah tersebut biasanya mengenai masalah kepemimpinan, suasna organisasi, dan kepuasan.
5.      Konsultasi Proses
Teknik ini bertujuan untuk membantu memecahkan masalah-masalah penting yang dihadapi oleh organisasi modern. Peran konsultan disini untuk membantu klien agar dapat melihat, mengetahui, dan bertindak terhadap kejadian-kejadian proses yang terjadi dalam lingkungannya. Konsultasi proses ditujukan melalui komunikasi, peranan fungsional anggota-anggota kelompok, pemecahan masalah kelompok, dan pengambilan keputusan. Menurut Schein, langkah-langkah khusus yang harus diikuti oleh konsultan dalam suatu program konsultasi proses pengembangan organisasi adalah sebagai berikut:
·         Prakarsai hubungan.
·         Tentukan hubungan.
·         Pilih tata cara dan metode.
·         Kumpulkan data dan buat suatu diagnosis.
·         Kurangi keterlibatan dan akhiri.
Keuntungan dari teknik ini adalah konsultasi proses ditujukan pada masalah antarpribadi dan antarkelompok akan tetapi kerugiannya adalah para peserta tidak terlibat secara nyata.
6.      Pendamaian oleh Pihak Ketiga
Teknik ini bertujuan untuk memudahkan suatu konfrontasi yang bersifat membangun dan suatu pemecahan masalah. Seorang pendamai pihak ketiga paling tidak harus berpengetahuan cukup tentang para peserta, masalah-masalahnya, dan faktor-faktor latar belakang dan bersifat netral tidak memihak salah satu pihak yang bertentangan. Pihak ketiga harusnya mengadakan wawancara tersendiri dengan pihak-pihak yang berkepntingan dan mengadakan pertemuan-pertemuan , serta ikut campur dalam proses yang sedang berlangsung untuk membantu kegiatan-kegiatan lanjutan. Dengan mewawancarai kedua orang, konsultan dapat mempertimbangkan keingian-keinginan, perasaan mereka, memperoleh informasi dasar, menjelaskan perlunya mengadakan pertemuan, serta memberitahukan kepada mereka mengenai tanggung jawab konsultan dlam proses. Konsultan harus memberikan jaminan sehingga para client dapat mengadakan pertukaran sikap dan perasaa tanpa merasa takut akan akibatnya.
7.      Pembentukan Tim
Pembentukan tim diadakan untuk meningkatkan hal-hal seperti prestasi, pengambilan keputusan, penjelasan peranan, komunikasi, dan prosedur pelaksanaan. Bidang dari program ini adalah umpan balik data diagnostik yang dikumpulkan oleh konsultan pengembangan organisasi. Pada pertemuan pembentukan tim, tujuan-tujuan dibicarakan bersama-sama dengan data diagnostik yang diberikan oleh pihak ketiga. Kelompok menyusun agenda dan memberikan prioritas pada pokok persoalan. Konsultan mendorong orang-orang untuk bertindak sesuai dengan dinamika kelompok latihan. Mereka didorong untuk mengambil resiko dalam apa yang mereka kerjakan dan katakan. Program ini memerlukan waktu lebih dari satu tahun untuk menyelesaikan. Keuntungan menggunakan teknik ini adalah proses ini dapat menciptakan usaha tim dalam suasana terbuka dan pengikutsertaan dapat terjadi komunikasi dan pemecahan masalah yang baik, dan anggota-anggota tim secara individual dapat mengalami pertumbuhan psikologis dan meningkatkan kecakapan  pribadi.
8.      Sistem Sosioteknis
Teknik ini memusatkan pada isi pekerjaan dan penyusunan arus pekerjaan dalam suatu organisasi. Ada tiga kondisi yang diperlukan untuk pencapaian hasil organisasi yang maksimum yaitu:
·         Para karyawan harus memiliki rasa dapat menyelesaikan tugas-tugas yang mereka kerjakan.
·         Para karyawan harus mengadakan kontrol atas kegiatan-kegiatan mereka sendiri.
·         Para karyawan harus mempunyai hubungan yang baik dengan orang-orang yang bekerja di sekililingnya.
Hasil dari sistem sosioteknis ini adalah strategi-strategi seperti peluasan dan pengayaan pekerjaan, penciptaan kelompok-kelompok kerja, dan perubahan-perubahan dalam sistem komunikasi formal.
E.     Faktor-Faktor Penghambat dan Pendorong Perkembangan Organisasi
1.      Faktor-faktor penghambat perkembangan organisasi
Herbert Kaufman dalam bukunya Limits Of Organization Change (1985 :8) mengemukakan bahwa kegagalan untuk mengadakan perubahan didalam organisasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
Faktor – factor tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori , yaitu :
1)      Hasrat untuk mempertahankan kestabilan hidup bersama (acknowledged collective benefits of stability)
Hasrat untuk mempertahankan manfaat kestabilan hidup bersama  (acknowledged collective benefites or stability) dengan aturan yang sudah melembaga pada suatu organisasi telah terbentuk pola prilaku yang sudah disepakati dan tampil sebagai iklim kerja yang mewarnai kehidupan organisasi yang menciptakan kehidupan stabil dengan rasa aman dan silahturahmi yang baik antara individu yang terkait. Oleh karena itu adanya perubahan dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan dan keresahan sehingga mengundang ketidak stabilan organisasi.
2)      Pertimbangan atas lawan-lawan yang mungkin dihadapi untuk mengadakan perubahan (calculated opposition to change).
Pertimbangan atas lawan-lawan yang mungkin akan dihadapi dalam mengadakan perubahan (calculated opposition to change)
Kelompok oposisi atas perubahan akan datang dari dalam maupun dari luar organisasi, baik secara perseorangan maupun berkelompok. Munculnya kaum oposisi ini dapat berdasarkan pada berbagai alasan antara lain :
1). Untuk melindungi keadaan yang dipandang sudah baik dan sedang dinikmati (prevailing advantage).
2). Untuk melindungi kualitas yang sudah ada (protection of quality), dalam hal ini dikhawatirkan perubahan didalam organisasi akan menimbulkan gangguan terhadap kualitas produk yang sudah dicapai.
3). Kekhawatiran akan biaya perubahan (psyhic of change). Dalam hal ini perubahan organisasi terhambat oleh pertimbangan manfaat perubahan dibandingkan dengan biaya yang harus digunakan.
3)      Ketidakmampuan untuk mengadakan perubahan (inability to change) .    Ketidakmampuan untuk berubah menurut pendapat
Herbert Kaufmant (1985: 15) adalah karena beberapa alasan, antara lain :
a)      Pembuatan mental (mental Blinders)
Pembuatan mental didalam organisasi antara lain melalui prilaku secara terprogram melalui metode yang sama dengan pengarahan, instruksi atau indoktrinasi sehingga tertanam pada semua anggota organisasi. Pengisian posisi didalam organisasi didasarkan pada pemilihan tidak hanya atas keahlian.
b)       Hambatan Sistem (systemic Obstacles)
Hambatan system merupakan hambatan internal dalam diri orang-orang dalam organisasi yang membentuk Karena pengendalian dari luar diri orang-orang tersebut, yaitu dari system organisasi.
Hambatan-hambatan tersebut meliputi :
1)      Keterbatasan sumber daya (resource limition)
Hal ini terjadi karena terbatasnya sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, sehingga tidak mampu membiayai perubahan yang diharapkan.
2)      Terperangkap oleh biaya (Sunk Cost)
Perubahan yang diharapkan dilaksanakan dalam organisasi dapat terhambat karena organisasi terperangkap oleh biaya yang harus dikeluarkan untuk kekayaan yang tidak dapat dengan cepat diuangkan sebagai akibat investasi pada kekayaan tetap yang memberikan hasil (ROI) tidak sesuai dengan yang diharapkan.
3)      Akumulasi hambatan-hambatan perilaku yang bersifat resmi (accumulations of official constrain’s on Behaviour).
Hambatan-hambatan ini dapat berupa status, ketentuan-ketentuan hokum, hubungan personal didalam struktur organisasi ,dan lain-lain, yang semakin berpengalaman suatu organisasi, semakin berkembang ketentuan-ketentuan resmi yang melembaga dan membatasi perilaku individu-individu didalamnya.
4)      Hambatan-hambatan  perilaku yang tidak resmi dan tidak direncakan.
Hambatan ini datang melalui kelompok informal didalam organisasi formal, berupa antara lain sabotase bawahan terhadap program perubahan.
5)      Kesepakatan antar organisasi
Perubahan organisasi juga dapat terhambat oleh kesepakatan organisasi dengan organisasi lain. Kesepakatan ini dapat berupa kontak kerja, kesepakatan dengan pelanggan (perjanjian jual beli), kesepakatan dengan pesaing (melalui OPS), kesepakatan untuk mematuhi ketentuan pemerintah, dan lain-lain.
Untuk melaksanakan perubahan didalam organisasi, maka hambatan-hambatan tersebut harus dapat diantisipasi dan diatasi, mengingat bahwa perubahan didalam organisasi merupakan tuntutan yang perlu dilaksanakan seiring dengan laju dinamika masyarakat tempat organisasi berbeda. Perubahan ini dapat dilaksanakn sebagai keharusan atau secara sukarela (involuntary change or voluntary change)
2.      Faktor pendorong perkembangan organisasi
Terlepas dari apakah pimpinan organisasi berkehendak atau tidak, untuk mengadakan perubahan atas organisasinya, organisasi tersebut berupa jika karena sejumlah kekuatan akan mendorongnya untuk berubah baik secara paksa (involuntary change) maupun secara suka rela (voluntary change).
1)      Perubahan dengan terpaksa (involuntary change)
Perubaan ini terjadi karena pergantian personil sebagai akibat ketentuan atau meninggalnya personil lamayang membawa akibat hadirnya nama-nama baru ke dalam organisasi atau karena desakan perubahan masyarakat atau karena pemaksaan hukum.
2)      Perubahan suka rela (voluntary change)
Hal ini terjadi karena beberapa hal sebagai berikut ini.
a.       Adanya motivasi untuk berubah
Perubahan ini terjadi karena orang-orang di dalam oganisasi berkehendak untuk mengadakan erubahan terhadap organisasi.
b.      Penataan penghambat perubahan secara sistenik, antara lain:
1)      Melaksanakan import sumber daya yang dipandang kurang padaorganisasi lama (importing resource)
2)      Pemusatan sumber daya pada sektor-sektor penting (concentrating resource)
3)      Menghindari biaya yang lambat mengasilkan (avoiding sunk cost)
4)      Mengurani hambatan-hambatan administratif (lifting official constrants)
5)      Melaksanakan reorganisasi (reorganizing) antara lain berupa rasionalisasi kurang tepatan penataan administrasi, meningkatkan efisiensi, perampingan organisasi, administrasi peningkatan koordinasi dan pengembangan konsep-konsep perubahan yang apat membentuk citra organ yang baik.
c.       Mengatasi pembuatan mental (taking off mental blinds)
Hal ini dapat dilaksanakan antara lain dengan cara berikut ini:
1)      Merekrut orang yang tidak bersifat rtodoks
Ortodoks adalah kecenderungan orang untuk mempertahankan nilai-nilai lama, yaitu nilai yang telah berlaku lama dan melembaga dalam masyarakat organisasi. Untuk mengatasinya antara lain dengan menarik orang-orang dari luar organisasi. Misalnya, orang-orang dari dunia usaha, dari kelompok profesi tertentu atau orang-orang yang tidak terbelengg oleh nilai-nilai lama.
2)      Melaksanakan training dan retraining
Penarikan orang-orang dari luar lingkungan sendiri sebagai sikap “to keep the door open to the winds f change” tidaklah cuku untuk menopang perubahan oganisasi. Oleh karena itu masih perlu ditopang dengan pelaksanaan training dan retraining untuk menyesuaikan kemampuan orang-orang dengan perkembangan sistem.
3)      Menyebarluaskan gagasan-gagasan yang hebat (esposure to extraorganiszational ideas)
4)      Hal ini dapat dilaksanakan antara lain dengan penyergapan dan penyebarluaskan gagsan-gagasan yang dikembangkan melalui kerjasama dengan kaum intelektual di universitas-universitas.
d.      Mengurangi insentif bagi penentang perubahan (reducing incentives appose change)


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan penulisan makalah pengembangan organisasi ini adalah:
1.      Pengembangan Organisasi merupakan proses, pendekatan atau metode yang bertujuan untuk mengadakan sebuah perubahan dalam sebuah organisasi kearah yang lebih baik. Dengan penerapan nilai-nilai, ide dan gagasan-gagasan baru yang lebih signifikan agar organisasi semakin berkembang kearah yang positif dan maju. Beberapa ahli telah banyak mengemukakan pendapatnya mengenai pengembangan organisasi, diantaranya Dale S. Beach, Herbert J. Churden dan Arthur W. Sherman, Jr., Edwin B. Flippo, Burt Scanlan dan J. Bernard Keys, John R. Schermerhorn, Jr., James G Hunt, dan Richard N. Osborn dan lain-lain yang kesemuanya menyudut pada definisi pengembangan organisasi itu berhubungan dengan hal penganalisisan masalah-masalah organisasi untuk meningkatkan hasil melalui orang-orang yang berada di dalamnya.
2.      Diungkapkan beberapa ciri umum pengembangan organisasi menurut Gary Dessler, diantaranya : Pengembangan organisasi adalah suatu strategi pendidikan yang dimaksudkan untuk menimbulkan perubahan organisasi yang telah direncanakan. Perubahan-perubahan organisasi yang dituntut biasanya merupakan hasil dari suatu keadaan darurat atau masalah luar. Sering hal ini mengakibatkan pertetangan antar kelompok atau masalah-masalah identitas organisasi. Pengembangan organisasi hampir selalu bertumpu pada suatu teknik yang mengandung pengalaman yang sebenarnya dan lain sebagainya.
3.      Beberapa tujuan dari penembangan organisasi diantaranya: Pengembangan organisasi itu tidak hanya berhubungan dengan organisasi, akan tetapi juga berhubungan dnegan manusia atau pegawai. Dalam pengembangan organisasi terjadi perubahan organisasi. Perubahan organisasi dilaksanakan oleh orang atau pegawai.
4.      Dalam proses pelaksanaannya, pengembangan organisasi memerlukan teknik-teknik yang digunakan sebagai alat atau upaya untuk pencapaian tujuan yang diinginkan dan sangat berpengaruh dalam proses pengembangan organisasi. Beberapa teknik yang digunakan dalam proses pengembangan organisasi yaitu : Latihan Kepekaan, Latihan Grid, Grid Manajerial, Umpan Balik Survei, Konsultasi Proses, Pendamaian oleh Pihak Ketiga, Pembentukan Tim, Sistem Sosioteknis.
5.      Herbert Kaufman dalam bukunya Limits Of Organization Change (1985 :8) mengemukakan bahwa kegagalan untuk mengadakan perubahan didalam organisasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, 3 faktor itu diantaranya: Hasrat untuk mempertahankan kestabilan hidup bersama (acknowledged collective benefits of stability), Pertimbangan atas lawan-lawan yang mungkin dihadapi untuk mengadakan perubahan (calculated opposition to change), Ketidakmampuan untuk mengadakan perubahan (inability to change).  
Terlepas dari apakah pimpinan organisasi berkehendak atau tidak, untuk mengadakan perubahan atas organisasinya, organisasi tersebut berupa jika karena sejumlah kekuatan akan mendorongnya untuk berubah baik secara paksa (involuntary change) maupun secara suka rela (voluntary change).

  
DAFTAR PUSTAKA

Gibson, James L, John M. Ivancevich, & James H. Donnelly, 1993. Organitatons.                                    Terjemahan Agus Dharma & Savitri Soekrisno. Edisi Kelima. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Diakes tanggal 29 September 2013
Diakses tanggal 29 September 2013
Indrawijaya, Adam. 1989. Perubahan dan Pengembangan Organisasi. Bandung : Sinar Baru
Moekijat. 1993.Pengembangan Organisasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung.
Sutarto. 1993. Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Usmara, A., and Lucas Dwiantara. 2004. Strategi Organisasi. Yogyakarta: Asmara Books.